Airmata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku ini. Aku sangat penat ya Allah, Penat untuk menangisi segalanya Ampunilah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu. Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur padaMu." KSZI Isa berkata lagi, 'Dengan apakah dapat Aku bandingkan kerajaan Allah? AYT: Dia berkata lagi, "Dengan apakah Aku mengumpamakan Kerajaan Allah? TB: TSI: Yesus berkata lagi, "Kerajaan Allah itu Aku gambarkan juga seperti ini: TSI3: "Yang kedua, kerajaan Allah bisa digambarkan seperti. YaAllah bolehkah aku merindunya? Bila rasaku ini mulai meluluhlantahka n segenap hatiku aku tak sanggup untuk mulai menanggungnya sendiri aku butuh sandaran hati untuk menenangkan hatiku ini kepada siapa aku akan melabuhkan cintaku ini? dan sampai saat ini belum aku bisa temukan jawabannya. OrderPolicy: 1. All items are non-refundable and non-transferable from the time of purchase. 2. We will send you an email confirmation after you complete the order (eg: "IMAN S YaAllah, aku lelahYa Allah, bolehkah aku beristirahat? Hari ini aku begitu terpuruk,dalam diam. Menahan semua rasa dan emosi. Menahan serta mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya. Seperti bukan diriku yang selama ini kukenal. JANGANLELAH. (I Timotius 4:7-8) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan KomentarArtikel : Hari ini menahan semua rasa dan emosimenahan serta mencoba b'tahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasan 2 Perlembagaan hidup yang utama adalah Al Qur'an dan As Sunnah. Hadith Nabi saw yang bermaksud: "Aku tinggalkan kepada kamu 2 perkara. selagi mana kamu berpegang kepada dua perkara ini kamu tidak akan sesat buat selama lamanya. iaitu Kitab Allah dan sunnahku " (Bukhari) 3. kUd6Ilg. Hari ini Aku menahan semua rasa dan emosi… menahan serta mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya, seperti bukan diriku yang kukenal. Aku merasa diri ini berkecil hati, seakan memulai aksi unjuk rasanya… menentang semua rutinitas yang selama ini aku lakukan, rutinitas yang aku bangun dengan keoptimisan… meski tak memungkiri terkadang hati Ku menjerit, kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini. Inikah titik lemahku? titik terendahku? Ya Allah, bantu aku… . Aku ingin terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang… Ya Allah,, Aku Lelah ! terasa tidak mudah perjalanan yang aku tapaki.. perjalanan untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan Orang TuaKu & Adik2Ku.. Berat terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap perjalanan.. Badai pun terkadang datang menerpa..membuat hati ini goyah.. ingin berhenti dan Berkata Aku MENYERAH… “Ya Allah! aku hanya hamba Mu yang hina. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan karena aku tidak ridha dengan takdir dan ketentuan Mu, bukan karena aku terluka dengan ujian Mu, bukan juga karena aku berkecil hati dengan Mu. Sedangkan aku hanya seorang hamba Mu yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani setiap Duka dan Sakitku. “Ya Allah! Tangis ini adalah pengobat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananKu ini. Aku sangat penat ya Allah, Penat untuk menangisi segalanya … Ampunilah aku jika aku tidak beradab dengan Mu. Jika aku ini hamba Mu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur pada Mu.” “Ya Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai pembina untuk aku lebih Dekat dengan Mu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukan Mu pada segenap waktu. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan Aku menjadi jauh dari Mu.” “Aku ridha dengan tadir Mu ini ya Allah . Aku terima ini dengan sepenuh jiwa dan ragaku, Aku tidak pernah bersangka buruk pada Mu, . Jika di dunia ini terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita buatku, andai di dunia ini tiada kebahagiaan untukku, Kau gantilah segalanya itu dengan keindahan Syurga Mu di sana.” Ya Allah, biarlah hati ini yang menatanya, Biarlah mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya. sebuah senyum penyemangat bahwa Engkau sungguh Maha Bijaksana telah menempatkan pada posisi yang sulit… Hingga pada akhirnya nanti aku kan tumbuh menjadi seseorang Gadis yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat dan lebih tangguh dari aku hari ini…a ''Ada disaat kebahagiaan itu tergantikan dengan kesedihan. Ada disaat kita berada di atas dan dibawah, ya seperti roda.'' Aku mungkin tak sepenuhnya mengerti tentang kebahagiaan, karena nyatanya aku lebih sering diajarkan tentang kesedihan. Mungkin masa-masa sulit seperti ini yang menjadikanku lebih kuat. Aku tak pernah mencoba terlihat lemah, namun benda kecil yang bernama air mata itu selalu menjadikanku terlihat bukan seperti lelaki kuat. Aku benci, aku benci ketika telah berusaha terlihat kuat namun nyatanya aku menangis. Maafakan aku, aku ini seharusnya tidak mudah menangis bukan? Aku ini seorang lelaki yang kodratnya adalah seorang pemimpin. Tapi garis kehidupan membuatku harus seperti ini, menjalani sebuah drama penuh luka dan perjuangan. YaTuhan, aku benci dengan kelemahanku. Aku tak pernah ingin setetespun air mataku ini terjatuh hanya karena ini. Aku lebih suka bila harus memendamnya sendirian, tak perlu bicara dengan orang lain. Namun, tolong jangan dengan air mata. Biar, biar aku menahan kesakitan ini semampuku. Biarkan aku berlagak layaknya lelaki biasa tanpa terlihat ada beban. Ya Allah, kenapa juga aku terlahir sebagai manusia yang selalu menghiraukan perasaan orang lain? Hingga aku lupa, benar-benar lupa untuk mencari kebahagianku sendiri. Ya Allah maafkan aku jika kali ini aku benar-benar lelah. Maafkan aku jika kali ini aku mengeluh akan takdir-Mu. Ya Allah, tolong peluk aku sebentar, bantu aku menyadari bahwa kebahagiaan itu benar-benar ada untukku. Bantu aku untuk tak terlihat lemah, kuatkan aku Ya Allah. Karena hanya kepada-Mu lah hendaknya aku mengadu, hanya Engkaulah yang mampu mengertiku untuk saat ini. Ya Allah mungkin aku terlalu peka dengan orang lain hingga akhirnya aku selalu menganggap apa yang aku lakukan harus benar agar tidak ada yang tersakiti olehku. Aku benar-benar tak bisa marah walau sebenarnya aku sakit dengan kata-kata mereka. Ya Allah, biarkan jika memang kelemahanku ini lebih bisa diterima oleh mereka. Tapi, tolong bantulah aku jika ada suatu saat nanti aku berhenti menjadi kuat. Bantulah aku jika nantinya aku merasa lelah. Bantulah aku jika suatu saat aku berada pada titik terlemahku. Bantulah aku untuk tetap menjadi seperti ini, seperti yang mereka lihat saat ini Ya Allah, aku memang bukan hamba terkuatmu. Setiap masalah yang kau beri memang tak pernah bisa aku selesaikan dengan baik. Namun anehnya aku selalu bisa menyelesaikan masalah orang lain. Aku benar-benar tak menghiraukan masalahku sendiri. Aku merasa aku sendirian, disaat semua orang yang aku percayai terlihat pergi meninggalkanku. Aku takut sendirian, aku takut aku tak akan pernah bisa menjalani ini semua. Aku benar-benar takut, Tuhan. Tuhan, aku hanya ingin terlihat bahagia untuk saat ini. Maafkan aku tuhan, jika aku selalu berkata lelah kepadamu. Namun, ijinkan saat ini saja Ya Allah bolehkah aku berkata ''aku lelah?''. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bismillah… Aku pernah berkata lelah pada sebuah pekerjaan. Bolehkah? Tentu sangat boleh. Tapi, apa diperbolehkan berkata lelah pada sebuah dakwah? Jawabannya tentu tidak. Awalnya aku memang sering merasa lelah, tapi pada nyatanya setelah mendapat cerita kanan-kiri dari seseorang, ah betapa malunya bila sempat berucap dengan sengaja kata lelah di hadapan teman atau orang lain. “Lihatlah jaman dulu itu susahnya bukan main berjuang untuk dakwah, sekarang sudah gampang. Apalagi dunia teknologi semakin canggih,” ucap para tetuha yang mengorbankan fisik, ide, dan materinya untuk menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita membaca sirah nabi, begitu luar biasa perjuangan beliau beserta para sahabat yang lain. Untuk suatu dakwah, memperjuangkan agama untuk-Nya tentu diperlukan pekerjaan yang super ekstra. Karena dakwah bukan hanya kewajiban seorang ustadz ataupun kiai. Melainkan pekerjaan semua muslim. Tidak ada kata tidak’ dan putus asa dalam perjalanannya. Perjuangan dakwah memang tidak boleh berhenti ketika kita sudah sukses mengemban satu misi yang direncanakan sebelumnya, tapi ia akan terus ada sepanjang perjalanan hidup menemani kita. Terkadang aku sadar, aku merasa tidak mampu. Berat sekali. Bosan bahkan capek dan lelah. Tapi apa semua itu ada bayarannya dari Allah? Apa ada timbal balik? Ya, tentu ada, mari kita buka kembali surah Muhammad Ayat 7, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Kehidupan ini memang amatlah singkat. Baru saja kemarin kita bermain-main dengan teman sebaya waktu kecil, eh tiba-tiba sudah dewasa, berjanggut dan punya anak bahkan cucu. Intinya tak usah ragu, karena apa yang kita perbuat, pasti akan ada ganjarannya dari Allah SWT. Entah itu langsung diberikan sewaktu di dunia, atau nanti di akhirat. Sungguh berungtunglah orang-orang yang dalam hidupnya bisa memberikan hal terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain, menyumbang sesuatu yang berarti untuk kemaslahatan umat, berkarya tiada henti untuk keperluan orang banyak. Aku teringat, Allah tidak pernah memberi beban yang kita sendiri tidak mampu melakukannya. Berarti, bila ada beban yang sekarang ini kita pikul. Tentu Allah memberikan sesuai kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Dan cukup Dia yang akan membalas semuanya. Tergantung dari kita nantinya, apakah mampu untuk berjuang, bersabar menghadapinya, atau menyerah, dan lalu tenggelam dalam keputus asaan. Kita bisa tengok sejenak seorang pembantu yang bersikap baik kepada majikannya. Tidak pernah ia mengeluh secara langsung kepada majikannnya. Paling-paling mengeluh di saat memang majikannya membuat ia teraniaya, itupun dalam hati. Berbeda saat majikannya memberi sesuatu yang pantas untuk dirinya. Sang pembantu pasti akan tersenyum, dan dengan sigap mematuhi aturan sang majikan. Nah, begitu juga yang harus kita lakukan. Allah sudah memberikan kita banyak nikmat yang tak akan terhitung jumlahnya. Ia juga memberikan apa-apa saja yang sebelumnya tidak pernah kita minta, seperti sepasang bola mata, hidung, mulut, dua daun telinga, dan lain-lain. Apakah kita masih bisa mengeluh? Sungguh celaka bila kita tidak bersyukur dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Hirupan udara yang masih diizinkan oleh-Nya mari kita gunakan dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Toh dakwah, bukan hanya berceramah di depan umum, menulis untuk kebaikan orang lain juga adalah sebuah dakwah. Mengantar seorang ustadz untuk pergi ke majelis adalah sebuah dakwah, mengajar juga merupakan sebuah dakwah. So, sudahkah kita berdakwah hari ini? Jika belum, mari lakukan setiap hari tanpa berkata Aku Lelah’. Bila tidak sekarang, kapan lagi? Apakah menunggu sampai Malaikat Izrail menyabut nyawa kita? Tidak kan!Semoga Bermanfaat, Salam Oke, Fian Lihat Cerpen Selengkapnya